Teknologi
di industri permobilan mengalami perkembangan pesat. Berbagai inovasi
dihadirkan untuk memberikan kenyamanan, keamanan, hingga menciptakan
pengendaraan yang lebih berkualitas. Berbicara teknologi, banyak yang
dimulai dari mimpi. Misalkan saja dulu tidak pernah terpikir mobil dapat
parkir sendiri atau antar-kendaraan bisa 'berkomunikasi' untuk
menghindari kecelakaan. Tapi, sekarang semuanya sudah terwujud, bahkan
hingga ke teknologi yang memungkinkan pengereman dilakukan secara
otomatis, ketika berhadapan dengan kendaraan lain. Semua teknologi itu
tentunya membuat mobil semakin bermanfaat bagi kehidupan manusia dan
lingkungan.
Parkir Pintar (Active Park Assist)
Lexus
termasuk perusahaan yang pertama kali mengaplikasikan teknologi parkir
pintar ini. Terakhir, Ford Motor Company (FMC) mengenalkan Active Park
Assist yang akan diaplikasi pada Lincoln MKS sedan dan MKT crossover.
Teknologi ini menggunakan sistem sensor ultrasonic dan electric power
assisted steering (EPAS) untuk memposisikan secara otomatis kendaraan,
dengan cara mengkalkulasi dan mengoptimalkan sudut lingkar kemudi saat
melakukan parkir paralel.
Pengemudi cukup menekan tombol Active
Park Assist dan mobil bisa secara cepat, mudah, dan aman memarkir
kendaraan tanpa perlu menyentuh lingkar kemudi. Tampilan visual atau
audio akan memberitahukan pengendara terhadap jarak dengan mobil lain,
obyek, atau orang.
Pengereman Otomatis dan Pre-Crash
Volvo
menghadirkan teknologi keselamatan yang disebut Collision Warning with
Full Auto Brake (CWAB). Fitur terbaru ini akan mendeteksi posisi
kendaraan di depan melalui radar dan sensor kamera, lalu akan memicu
sistem pengereman secara otomatis, bila pengemudi tidak menyadari adanya
potensi kecelakaan.
Jarak efektif dengan kendaraan lain yang
bisa ditangkap radar dan kamera sekitar 150 m. Ketika jaraknya mendekat,
sistem ini akan memberi peringatan kepada pengemudi. Bila pengemudi
tidak merespon, maka CWAB secara otomatis akan mengerem kendaraan. XC60
juga mengaplikasi City Safety yang dilengkapi sensor laser. Sensor ini
mampu memonitor berbagai obyek pada jarak lebih dari 10 meter dan
apabila membaca adanya persimpangan dan kemacetan lalu-lintas di dalam
kota, pesan sinyal akan disampaikan kepada komputer agar kecepatan XC60
dikurangi. Misalnya, di kecepatan di atas 15 kpj, komputer secara
otomatis akan menekan rem 50% apabila terdapat kendaraan yang melaju
pelan atau berhenti di depan dan tidak diketahui pengemudi.
Toyota
juga memiliki teknologi yang hampir serupa dan dinamakan Front-side
Pre-crash Safety System dan Pre-crash Seatback, yang dipakai Toyota
Crown. Inovasi Toyota ini mampu memprediksi secara akurat skenario akan
terjadinya tabrakan dengan menggunakan gelombang radar yang dipancarkan
secara diagonal ke kanan dan ke kiri kendaraan. Hal ini untuk mendeteksi
kendaraan yang melaju kencang dari persimpangan jalan.
Pre-Crash
system juga mengendalikan banyak hal, seperti pengatur sandaran kursi
dan sabuk pengaman penumpang depan dan belakang. Sistem ini juga akan
menegakkan sandaran kursi agar airbag bisa memberikan perlindungan
maksimal. Pre-Crash Intelligent Head restraint disiapkan untuk
mengurangi risiko cidera leher akibat hentakan dari belakang.
Reduksi Emisi NOx
Mazda
mencatatkan CX-7 sebagai mobil penumpang pertama di Jepang yang
menggunakan Urea Selective Catalytic Reduction (SCR) untuk mesin diesel.
Tujuannya jelas, Mazda ingin mengubah persepsi bahwa SUV menjadi
penghasil emisi gas buang terbesar. Melalui teknologi baru ini,
pembakaran mesin MZR-CD 2.2L turbo diesel yang menghasilkan sisa Nitrous
Oxide (NOx) akan dibersihkan melalui penyemprotan urea cair. Penggunaan
sistem ini berdampak pada konsumsi bahan bakar yang lebih efisien dan
menekan emisi CO2 (dari mesin bensin). Berkat teknologi SCR, CX-7
facelift bisa melenggang dengan sempurna untuk lolos dari regulasi emisi
Euro5.
SCR dan urea cair ini disimpan di tempat khusus di
belakang dengan tidak mengurangi ruang penumpang belakang. Untunglah
mesin diesel CX-7 sudah rendah emisi sehingga tangki penyimpanan urea
cair berukuran kecil. Urea cair ini merupakan zat kimia yang tidak
berbahaya dan umum digunakan sebagai pelengkap pada pelembab kulit dan
krim pelembut tangan.
Pengendali Pasokan Oksigen di Ruang Bakar
Selama
ini pengaturan pasokan bahan bakar diatur seiring pijakan pedal
akselerator, sehingga kendali pasokan oksigen diatur sesuai bukaan katup
pada throttle di ujung saluran masuk atau besar kecilnya celah katup
masuk. Gerakan buka-tutup katup ini memiliki durasi yang berlangsung
konstan. Namun, gerakan konstan ini terkadang tidak sesuai kebutuhan
mesin, karena pada saat tertentu mesin terbebani, yang membuatnya
kehilangan daya optimum.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Fiat
melakukan riset yang menghasilkan sebuah sistem yang dapat mengubah
gerak katup dari konstan menjadi variabel atau sesuai kebutuhan. Fiat
mulai memperkenalkan rancangan ini untuk pertama kalinya pada 1960 dan
kini telah disempurnakan menjadi teknologi MultiAir. Prinsip kerjanya
terkonsentrasi pada pergerakan katup pasokan masuk udara dalam mengatur
jumlah udara ke ruang bakar. Dengan mengandalkan pergerakan piston dan
camshaft yang akan mengerakan katup saat piston di posisi hisap (siklus
4-tak yang pertama), sebuah solenoid akan mengatur durasi katup masuk
tersebut.
Sejauh ini, teknologi pengaturan buka-tutup katup
sebenarnya telah banyak dikembangkan oleh manufaktur lain. Sebut saja,
4-valve technonolgy dari Mercedes atau VANOS (Variable Nockenwellen
Steuerung) dan Valvetronic milik BMW. Dari ranah manufaktur Jepang, nama
VVT-i (Variable Valve Timing) dari Toyota atau VTEC (Variable Valve
Timing and Lift Electronic Control) kepunyaan Honda, serta MIVEC
(Mitsubishi Innovative Valve timing Electronic Control system). Namun,
kebanyakan teknologi itu memakai sistem elektronik sebagai kendali
rangkaiannya, dengan menggunakan ECU terpisah serta aktuator yang
disematkan pada ujung camshaft dan cara ini memiliki tingkat kerumitan
cukup tinggi. Hal inilah yang lantas disederhanakan Fiat dengan
memanfaatkan oli mesin.
Berkat MultiAir, tenaga puncak mobil
diklaim naik sekitar 10%. Tidak hanya itu, torsi pada putaran mesin
rendah meningkat hingga 15% karena udara masuk lebih banyak. Kerugian
mekanis akibat gesekan antar komponen mesin (pumping loss) juga
berkurang hingga 10%, diikuti turunnya output emisi CO2. Dengan cara ini
pula, konsumsi BBM terpangkas 25% dibanding mesin lain dengan kapasitas
dan jumlah silinder sama, dan menekan emisi gas buang karbon monoksida
40% serta nitrogen oksida 60%. Rencananya, teknologi MultiAir ini
diterapkan pada mesin 16-katup 1,4 liter milik Alfa Romeo MiTo di akhir
2009.
Pelacak Pejalan Kaki dan Pengendara Sepeda
BMW
Group Research & Technology bekerjasama dengan beberapa institut
riset di Jerman mengembangkan teknologi Car-2-X Communication. Teknologi
ini diciptakan untuk menghindarkan mobil dari kemungkinan menabrak
pejalan kaki atau pengendara sepeda yang berjalan di sela-sela
mobil-mobil yang sedang terparkir. Pencegahan terjadinya insiden
kecelakaan itu didapat melalui penerimaan data dan teknologi pelacakan,
termasuk kerjasama sistem sensor antara kendaraan dan transponder yang
hasilnya membuat pejalan kaki bisa teridentifikasi.
Proyek yang
dalam bahasa Jerman disebut 'AMULETT' tersebut dibiayai Kementerian
Negara Ekonomi, Infrastruktur, Transportasi, dan Teknologi Jerman selama
tiga tahun. Dalam mengerjakannya, BMW menggandeng berbagai pihak
seperti Continental Safety Engineering International GmbH, Fraunhofer
Institute for Integrated Circuits, Institute for High Frequency
Engineering at Munich’s Technical University, dan ZENTEC GmbH.
Sistem
Car-2-X Communication menggunakan RFID (Radio Frequency Identification)
yang di masa depan akan terintegrasi dengan tas sekolah, telepon mobil,
atau tongkat berjalan. Secara singkat cara kerjanya, mobil akan
mengidentifikasi sinyal elektromagnet yang dipacarkan transponder pada
frekuensi 2,4 GHz dan data tersebut diolah melalui tampilan visual,
sehingga pengemudi mengetahui posisi pejalan kaki meskipun tidak
terlihat.
Layar Terpisah (Splitview)
Mercedes-Benz
memahami keinginan antara pengemudi dan penumpang depan yang berbeda
dalam menikmati monitor yang terdapat pada kendaraan. Untuk itu,
generasi S-class berikutnya akan memiliki fitur yang disebut Splitview
Comand Display. Teknologi baru yang dibuat melalui kerjasama dengan
Bosch ini menjadikan monitor pada dashboard dapat menampilkan tayangan
berbeda, tergantung posisi pengemudi dan penumpang depan.
Misalnya,
pengemudi menginginkan peta navigasi, sedangkan penumpang depan secara
bersamaan menginginkan memutar film DVD favoritnya untuk menghilangkan
kejenuhan saat berkendara, maka layar yang sama akan menampilkan dua
tampilan berbeda. Layar bekerja dengan cara menyisipkan sebuah filter
yang akan mengatur pixel di dalam LCD untuk menampilkan citra tertentu
dari sudut pandang yang berbeda. Dengan demikian, pengemudi akan tetap
berkonsentrasi terhadap navigasi agar tidak tersesat di jalan, sementara
penumpang dapat menggunakan remote control untuk menikmati fasilitas
hiburan dan headphone di telinganya.
Manajemen Lalu-Lintas
Sebuah
cara baru untuk mengurangi kemacetan lalu-lintas diperkenalkan Audi
melalui sistem barunya yang disebut Travolution. Perangkat lunak yang
menghabiskan dana riset sekitar 1,2 juta Euro ini memungkinkan pemilik
Audi mendapatkan informasi mengenai lampu lalu-lintas: kapan hijau atau
merah. Dari informasi yang didapat itu, kendaraan dapat menghitung jarak
dan menjaga kecepatan menjelang lampu lalu-lintas sehingga akan
mengurangi kondisi 'start & stop' saat menunggu lampu merah.
Proyek
Travolution itu mendapat dukungan dari departemen lalu-lintas kota
Ingolstadt, Jerman, karena akan mengurangi durasi berhenti kendaraan,
sehingga kemacetan lalu-lintas bisa dikurangi. Sistem kerjanya, modul
komunikasi yang dipasang di lampu lalu-lintas akan mengirimkan informasi
pada mobil mengenai kapan lampu hijau menyala. Sedangkan sistem
komputer di kendaraan akan menghitung berapa kecepatan yang harus
dilakukan pengemudi agar pada saat melintas di lampu lintas yang dituju
dalam keadaan 'hijau'. Informasi divisualkan melalui menu multimedia
interface di dalam kendaraan. Cara ini juga selain mengurangi frekuensi
berhenti, dapat menurunkan konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang CO2.
Airbag Penumpang Belakang
Pemasangan
airbag untuk pengemudi dan penumpang depan sepertinya sudah umum
diterapkan manufaktur. Namun, untuk penumpang belakang, sedikit sekali
yang mencurahkan perhatiannya. Untuk mengakomodir keselamatan penumpang
belakang, Toyota akhirnya menciptakan rear window curtain shield airbag
pertama di dunia yang diaplikasi pada mobil kecil iQ.
Airbag ini
menggunakan sistem Supplemental Restraint System (SRS) untuk melindungi
bagian belakang kepala penumpang baris kedua, sehingga dapat
meminimalkan risiko cedera serius saat terjadinya tabrakan dari
belakang. Airbag ini akan mengembang dari bagian roof lining di atas
jendela belakang dan membentuk tirai pelindung. Lebih jauh lagi, Toyota
menambah airbag untuk penumpang belakang yang dipasang di konsol tengah
kursi belakang (rear-seat center airbag), untuk mencegah cedera serius
benturan sesama penumpang.
Eco-Driving
Teknologi
hybrid memang dapat mengurangi konsumsi bahan bakar, tetapi kemampuan
itu dapat hilang bila gaya dalam mengemudi bersifat agresif. Untuk
mensosialisasikan prinsip eco-driving, Honda melakukan terobosan dengan
mengenalkan Ecological Drive Assist System (EDAS). Sistem ini bertujuan
membantu pengemudi dalam menerapkan prinsip mengemudi eco-driving.
EDAS
diaplikasi oleh mobil hybrid Insight. EDAS memiliki tiga fitur kunci
dan yang pertama adalah mode ECON. Setelah menekan tombol ECON di
dashboard, secara otomatis mode ini akan mengontrol kinerja mesin,
fungsi transmisi (CVT), dan komponen powertrain lainnya agar lebih
ekonomis. Di sini efektivitas mesin akan lebih maksimal dengan mengatur
fungsi AC, memperpanjang jeda berhentinya mesin saat mobil berhenti, dan
memaksimalkan kemampuan pengisian ulang baterai saat pengereman.
Fitur
kedua adalah fungsi pembimbingan melalui indikator berwarna pada
speedometer. Jika muncul warna hijau sebagai background, berarti Anda
telah mengemudi secara efisien. Jika warna latarnya berubah biru, maka
gaya mengemudi Anda membuat konsumsi bahan bakar lebih boros. Fitur
terakhir adalah fitur penilaian. Setelah Anda berkendara, komputer akan
menampilkan sebuah grafik pohon kecil di layar Multi Information Display
(MID). Makin ekonomis cara mengemudi, maka makin banyak daun yang
tumbuh di pohon tersebut. Terlebih bila mengemudi secara sempurna atau
sangat ekonomis, maka tak hanya daun yang muncul tapi juga gambar bunga.
Terakhir ketika kunci kontak dimatikan, MID akan memunculkan nilai yang
dicapai pengemudi.